Admin everybody need o2 menyampaikan terimakasih atas kunjungan anda, jangan sungkan untuk berbagi, Anda masih membaca postingan yang berjudul "pengertian apresiasi sastra menurut para ahli" jika anda beruntung, akan anda link download ditiap-tiap postingan pada blog everybody need o2. semoga bermanfaat...
pengertian apresiasi sastra menurut para ahli
pengertian apresiasi sastra menurut para ahli,pengertian karya sastra menurut para ahli,pengertian kritik sastra menurut para ahli,pengertian sosiologi sastra menurut para ahli,pengertian sastra menurut para ahli dan jenis-jenis sastra,pengertian manajemen menurut para ahli,pengertian organisasi menurut para ahli,pengertian administrasi menurut para ahli,pengertian manajemen keuangan menurut para ahli
pengertian apresiasi sastra menurut para ahli
pengertian apresiasi sastra menurut para ahli
Definisi dan Pengertian Apresiasi Menurut Para Ahli
Istilah apresiasi pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “appreciation” yang artinya penghargaan, penilaian, dan pengertian. Jika diartikan dari asal katanya, maka apresiasi merupakan aktivitas penilaian yang berupa penghargaan terhadap sesuatu hal yang berbau dengan dunia karya seni atau pun karya sastra.
Selain pengertian di atas, berikut merupakan beberapa pengertian kata apresiasi yang coba diutarakan oleh para ahli.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi adalah setiap penilaian baik; penghargaan; seperti misalnya – terhadap karya – karya sastra atau pun karya seni.
Hornby
Menurut Hornby, dalam Sayuti, pengertian apresiasi mengacu kepada pengertian pengenalan dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian.
Aminuddin
Menurut Aminuddin, apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau pun kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang diungkapkan oleh pengarangnya.
Elliyati
Menurut Elliyanti, apresiasi merupakan setiap kegiatan mengakrabi karya sastra secara bersungguh-sungguh. Berkaitan dengan hal itu, apresiasi membutuhkan kesungguhan penikmat sastra untuk mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga ia dapat menemukan penjiwaan yang benar-benar dalam.
Effendi
Menurut Effendi, pengertian apresiasi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Albert R. Candler
Menurut Albert R. Candler, apresiasi merupakan kegiatan mengartikan serta menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni, serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik, sehingga dapat menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Dalam aktivitas mengapresiasi, seorang penghayat melaksanakan aktivitas pencarian pengalaman estetis, sehingga motivasi yang timbul adalah motivasi pengalaman estetis (berupa kepuasan kontemplatif dan intuitif).
Prayogi
Menurut Prayogi, apresiasi merupakan setiap aktivitas penghargaan yang dilakukan sebagai hasil penggunaan, peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra atau pun karya seni tertentu. Apresiasi juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa kagum atau pun kekaguman yang keluar dari diri pengguna atau pun penikmat karya seni atau pun karya sastra tertentu.
Apa itu apresiasi?
Pengertian Apresiasi : Apresiasi, kata yang sering kita dengar dalam dunia seni, dan sastra. Meskipun demikian, apresiasi juga ada dalam bidang yang lain, misal fisika, kimia, matematika, dan lain-lain. Apresiasi menurut arti katanya dalam The Words of Mathematics, An Etymological Dictionary of Mathematical Terms, Used in English ( Schwartzman, 1994: 27) adalah ”price, worth, value”. Schwartzman (1994: 27) menyatakan bahwa apresiasi tersebut di Perancis disebut sebagai appraise dan precious.
Untuk memahami pengertian dari apresiasi, berikut kita kaji mengenai pengertian apresiasi berdasarkan pendapat ahli:
Alfred North Whitehead (Jarrett, 1991: 157) mengemukakan bahwa dalam kegiatan pengapresiasian terhadap sesuatu yang dilakukan seseorang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu (untuk memahami sesuatu), berpartisipasi di dalamnya, dan penilaian secara keseluruhannya.
Jarret sendiri menyatakan bahwa apresiasi dapat berupa perhatian (attention) terhadap sesuatu (Jarrett, 1991: 153). Lebih lanjut, Jarrett (1991: 156) juga menyatakan bahwa pengapresiasian terhadap sesuatu tersebut dapat berupa ketertarikan (interesting), pemanfaatan (worthwhile), dan kesenangan (enjoyment) dalam mempelajarinya.
G. H. Hardy (Hardy, 2005: 15) yang mengungkapkan seseorang yang appreciate terhadap sesuatu maka orang tersebut menikmati (enjoy) sesuatu tersebut (enjoyment).
John Dewey (Dewey, 2001: 248) yang menyatakan bahwa apresiasi dapat dimaknai sebagai menikmati suatu pengalaman atau kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Dalam buku yang sama, John Dewey (Dewey, 2001: 262) juga mengungkapkan ”...appreciation; that is, to understanding and enjoyment of...”, yang mana apresiasi dapat dimaknai sebagai pemahaman (understanding) dan kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Lebih lanjut, John Dewey menyatakan bahwa pemanfaatan (worth) merupakan bagian yang penting dari apresiasi. Kegiatan pemanfaatan tersebut dapat berupa kegiatan pengulangan pengalaman dengan penuh makna (Dewey, 2001: 242).
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, terdapat berbagai makna dari apresiasi, tergantung darimana kita melihat apresiasi tersebut. Secara garis besar, yang disebut sebagai apresiasi adalah suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan suatu pemahaman,pemanfaatan, ketertarikan, kesenangan, perhatian, dan partisipasi.
Pengertian Apresiasi Sastra
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti “mengindahkan” atau “menghargai”. Konteks yang lebih luas dalam istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pendapat lain, Squire dan Taba menyimpulkan bahwa apresiasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur inti, yaitu (1) aspek kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek evaluatif.
Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-unsur di luar teks sastra itu sendiri atau unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik sastra yang bersifat objektif itu misalnya tulisan serta aspek bahasa dan struktur wacana dalam hubungannya dengan kehadiran makna yang tersurat. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain berupa biografi pengarang, latar proses kreatif penciptaan maupun latar sosial-budaya yang menunjang kehadiran teks sastra.
Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembicara dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsur emosi juga sangat berperanan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif. Unsur subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau yang bersifat konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsur-unsur signifikan tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis.
Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu meresponsi teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan penghayatan, sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian.
Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, S. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Dari pendapat itu juga dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang diapresiasinya, menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta melaksanakan kegiatan apresiasi itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu kebutuhan yang mampu memuaskan ruhaniahnya.
1. Kegiatan Langsung dan Kegiatan Tidak Langsung dalam Mengapresiasi Sastra
Apresiasi sastra sebenarnya bukan merupakan konsep abstrak yang tidak pernah terwujud dalam tingkah laku, melainkan merupakan pengertian yang di dalamnya menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara konkret. Perilaku tersebut dalam hal ini dapat dibedakan antara perilaku kegiatan secara langsung dan kegiatan perilaku secara tidak langsung.
Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung. Kegiatan membaca suatu teks sastra secara langsung dapat terwujud dalam perilaku membaca, memahami, menikmati, serta mengevaluasi teks sastra, baik yang berupa cerpen, novel, roman, naskah drama, maupun teks sastra berupa puisi.
Kegiatan langsung yang terwujud dalam kegiatan mengapresiasi sastra pada performansi, misalnya saat Anda melihat, mengenal, memahami, menikmati, ataupun memberikan penilaian pada kegiatan membaca puisi, cerpen, pementasan drama, baik di radio, televisi, maupun pementasan di panggung terbuka. Kedua bentuk kegiatan itu dalam hal ini perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh, berulang kali, sehingga dapat melatih dan mengembangkan kepekaan pikiran dan perasaan dalam rangka mengapresiasi suatu cipta sastra, baik yang dipaparkan lewat media tulisan, lisan, maupun visual.
Kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung dapat ditempuh dengan cara mempelajari teori sastra, membaca artikel yang berhubungan dengan kesastraan, baik di majalah maupun koran, mempelajari buku-buku maupun esai yang membahas dan memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra serta mempelajari sejarah sastra. Kegiatan itu disebut sebagai kegiatan apresiasi secara tidak langsung karena kegiatan tersebut nilai akhirnya bukan hanya mengembangkan pengetahuan seseorang tentang sastra, melainkan juga akan meningkatkan kemampuan dalam rangka mengapresiasi suatu cipta sastra.
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung itu pada gilirannya akan ikut berperan dalam mengembangkan kemampuan apresiasi sastra jika bahan bacaan tentang sastra yang telah ditelaahnya itu memiliki relevansi dengan kegiatan apresiasi sastra. Misalnya membaca masalah minat baca sastra murid, kemampuan apresiasi sastra masyarakat Indonesia atau mungkin artikel tentang pengajaran sastra di sekolah. Meskipun pembahasan itu sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan, pembahasan itu sedikit sekali peranannya atau bahkan tidak berperan dalam mengembangkan kemampuan apresiasi. Dalam hal demikian, pembaca tidak melaksanakan kegiatan apresiasi secara langsung maupun tidak langsung.
2. Bekal Awal Mengapresiasi Sastra
Menurut pendapat E.E. Kellet pada saat membaca karya sastra selalu berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana batin riang. Penumbuhan sikap serius dalam membaca cipta sastra itu terjadi karena sastra lahir dari daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminya juga membutuhkan pemilikan daya kontemplatif pembacanya. Sementara pada sisi lain, sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasan rohaniah pembacanya.
Sebab itu tidak berlebihan jika Boulton mengungkapkan bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan renungan atau kontemplasi batin, baik berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik, maupun berbagai macamproblema yang berhubungan dengan kompleksitas hidup. Kandungan makna yang begitu kompleks serta berbagai macam nilai keindahan tersebut dalam hal ini akan mewujudkan atau tergambar lewat media kebahasaan, media tulisan, dan struktur wacana.
Sastra, dengan demikian sebagai salah satu cabang seni sebagai bacaan. Sastra tidak cukup dipahami lewat analisis kebahasaannya, melalui studi yang disebut text grammar atau text linguistics, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan dengan literary text karena teks sastra bagaimanapun memiliki ciri-ciri khusus teks sastra itu salah satunya ditandai oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan unsur-unsur yang membangun bahan bacaan lainnya.
Berdasarkan keseluruhan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa cipta sastra sebenarnya mengandung berbagai macam unsur yang sangat kompleks, antara lain:
unsur keindahan,
unsur kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai atau renungan tentang keagamaan, filsafat, politik, serta berbagai macam kompleksitas permasalahan kehidupan,
media pemaparan, baik berupa media kebahasaan maupun struktur wacana,
unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan ciri karakteristik cipta sastra itu sendiri sebagai suatu teks.
Sejalan dengan kandungan keempat aspek di atas, mengimplikasikan bahwa untuk mengapresiasi cipta sastra, pembaca pada dasarnya dipersaayaratkan memiliki bekal-bekal tertentu. Bekal awal yang harus dimiliki seorang calon apresiator antara lain:
kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta sastra,
pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan ini secara intensif-kontemplatif maupun dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah humanitas, misalnya buku filsafat dan psikologi,
pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan
pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta sastra yang akan berhubungan dengan telaah teori sastra.
Kemampuan untuk mengapresiasi cipta sastra seseorang harus secara terus menerus menggauli karya sastra. Pemilikan bekal pengetahuan dan pengalaman dapat diibaratkan sebagai pemilikan pisau bedah, sedangkan kegiatan menggauli cipta sastra itu sebagai kegiatan pengasahan sehingga pisau itu menjadi tajam dan semakin tajam, yakni jika pembaca itu semakin sering dan akrab dengan kegiatan membaca sastra.
Lebih lanjut, seperti telah disinggung di depan, kepekaan emosi dan perasaan itu bukan hanya berhubungan dengan kegiatan penghayatan dan pemahaman nilai-nilai keindahan, melainkan juga berhubungan dengan usaha pemahaman kandungan makna dalam cipta sastra yang umumya bersifat konotatif. Konotasi makna dalam cipta sastra itu terjadi karena kata-kata dalam cipta sastra itu terwujud dalam endapan pengalaman, daya emosional, maupun daya intelektual pengarangnya selain itu juga telah mengalami pemadatan. Sebab itulah dalam kegiatan apresiasi sastra, Brooks membedakan adanya dua level, yakni level objektif yang berhubungan dengan respons intelektual, dan level subjektif yang berhubungan dengan respons emosional.
- 1856 demonstrasi yang dilakukan para buruh di australia
- 3 jenis kelompok nomina
- bahasa indonesia hal 9 kelas 12
- bahasa indonesia kelas 12 halaman 11
- bahasa indonesia kelas 12 halaman 33
- buku bahasa indonesia kelas 12
- buku bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 pdf
- buku paket bahasa indonesia kelas xii
- ikatan rumpun padi pada lambang asean melambangkan
- isi jawaban buku paket kelas 12 hal 20
- jawaban bahasa indonesia hal 12
- jawaban bahasa indonesia halaman 22
- jawaban bahasa indonesia halaman 9
- jawaban bahasa indonesia kelas 11 halaman 12
- jawaban bahasa indonesia kelas 11 halaman 22 - New !!
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 hal 22 - New !!
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 hal 8
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 hal 9
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 14
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 28
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 9
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 9 semester 1
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 halaman 9
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 semester 1
- jawaban bahasa indonesia kelas 12 semester 1 halaman 8
- jawaban buku bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik kelas XII halaman 35
- jawaban buku paket sejarah kelas 12 halaman 29
- jawaban paket bahasa indonesia kelas 12 hal 9
- jawaban paket bahasa indonesia kelas 12 halaman 12
- jawaban paket bahasa indonesia kelas 12 halaman 18
- jawaban paket bahasa indonesia kelas 12 halaman 22
- jawaban sejarah hari buruh
- jawaban sejarah kelas 12 halaman 29
- kelompok nomina dan verba sejarah hari buruh - New !!
- kelompok nomina hari buruh
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 10 kelas 12 semester 2
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 11 kelas 12
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 20 kelas 12
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 30
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 8 kelas 12
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 88 kelas 11
- kunci jawaban bahasa indonesia halaman 9 kelas 12 semester 1
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 11 halaman 88
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 hal 21
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 hal 22
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 21
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 9 semester 1
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 hal 9
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 halaman 9
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 kurikulum 2013 semester 1 - New !!
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 semester 1 kurikulum 2013
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 semester 2
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 semester 2 halaman 8
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas xi halaman 21
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas xii hal 9
- kunci jawaban bahasa indonesia kelas xii halaman 8
- kunci jawaban bahasa indonesia kls xii halaman 33
- kunci jawaban bahasa indonesia semester 1 kelas 12
- kunci jawaban buku paket bahasa indonesia
- kunci jawaban buku paket bahasa indonesia kelas 12 halaman 9
- kunci jawaban buku paket kelas 12
- kunci jawaban kelas xii hal 20
- kunci jawaban paket bahasa indonesia kelas 12 halaman 9
- kunci jawaban sejarah indonesia halaman 14 - New !!
- kunci jawaban soal bahasa indonesia halaman 9
- kunci jawaban tugas 1 memahami struktur dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah
- mencari kelompok nomina dan verba dalam teks sejarah hari buruh
- nomina modifikatif
- nomina pada teks sejarah hari buruh
- nomina teks sejarah hari buruh
- paket bahasa indonesia kelas 12 semester 1
- perhatikan dengan seksama lambang asean berikut
- sejarah hari buruh buku bahasa indonesia
- tugas 1 bahasa indonesia kelas 12
- tugas 1 bahasa indonesia kelas 12 semester 2
- tugas 1 bahasa indonesia kelas xii - New !!
- tugas 1 memahami struktur dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah hal 9
- tugas bahasa indonesia halaman 21 kelas 12
- tugas bahasa indonesia kelas 12 hal 12
- tugas bahasa indonesia kelas 12 hal 9
- tugas bahasa indonesia kelas 12 halaman 8
- tugas bahasa indonesia kelas 12 halaman 9
- tugas bahasa indonesia teks sejarah
- verba modifikatif verba koordinatif verba apositif
0 komentar:
Post a Comment